Syalom aleikhem.
Ingatlah sebaris tulis pekan lalu: Ritus Pembuka berciri kerja manusiawi, Liturgi Sabda berciri karya ilahi. Perhatikanlah, (hampir) seluruh isi Liturgi Sabda adalah tindakan Allah. Saat itu Allah mengajar kita – hendaknya kita mendengarkan instruksi-Nya – melalui kata-kata suci yang dicuplik dari Alkitab, yaitu Sabda Allah dalam bentuk tertulis. Firman yang tertulis itu dilisankan, dibunyikan, disuarakan kembali. Saat itulah Allah sungguh-sungguh berfirman “meminjam” suara si pembaca: imam atau awam.
Bacaan Pertama itu kata-kata Allah, Bacaan Kedua dan Bacaan Injil juga. Bahkan, Mazmur Tanggapan pun kata-kata Allah, juga ayat pengantar yang menyelip pada Alleluya atau Terpujilah kala Prapaskah. Semua itu kata- kata Allah. Pengajaran demi pengajaran diberikan kepada kita secara bertahap-tahap.
Bacaan Pertama umum dicuplik dari Perjanjian Lama. Kita tahu, Perjanjian Lama berisi nubuat mengenai Sang Kristus. Dalam Masa Paskah, Bacaan Pertama dikutip dari Kisah Para Rasul. Kita tahu, Kisah Para Rasul berisi aksi Para Rasul memberitakan Sang Kristus. Bacaan Kedua dinukil dari surat-surat Perjanjian Baru yang isinya menerangkan siapa dan bagaimana Sang Kristus secara nyata bagi kita. Lalu, Bacaan Injil jelaslah diambil dari Injil-Injil Suci, yaitu kitab-kitab mengenai kehidupan Sang Kristus.
Itulah gambar besar Liturgi Sabda di mana Allah bicara kepada kita pada jaman now. Jadi, siapa bilang Allah hanya bicara pada zaman kuno.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Presbiter