Minggu Paskah ke-3 (26 April 2020)
BcE Kis 2:14.22-33; 1Ptr 1:17-21; Luk 24:13-35
Dalam bacaan pertama kita dapat mengetahui betapa berapi-apinya Santo Petrus mewartakan dan member kesaksian untuk meyakinkan bangsa Israel bahwa mewartakan Yesus Kristus dan memberi yang disalibkan kesaksian itu untuk telahmeyakinan dibangkitkan bangsa oleh Allah (bdk.Kis 2:23-2). Setidak-tidaknya ada dua hal mengapa Santo Petrus melakukan itu: Pertama, karena tidak semua orang Israel percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati, bahkan sampai sekarang pun masih banyak dikalangan bangsa Israel yang tidak mempercayainya. Kedua, Santo Petrus mau meyakinkan bahwa kebangkitan Yesus dari kematianNya itu bukan peristiwa alam tanpa makna, melainkan ini sungguh karya Allah yang sangat agung, yaitu untuk menebus dosa manusia (bdk. 1ptr 1:18-19)
Sesuai dengan ajaran dan kesaksian Santo Petrus, dari dulu sampai sekarang Gereja Katolik sungguh meyakini bahwa peristiwa kebangkitan Yesus dari antara orang mati merupakan puncak karya keselamatan Allah untuk manusia. Gereja juga mengajarkan bahwa inti dan pusat iman kita adalah kebangkitan Yesus Kristus. Untuk itu kita patut bersyukur karena kita dianugerahi karunia iman akan kebangkitan Yesus Kristus. Selain bersyukur ada dua hal yang harus kita perjuangkan, pertama mempertahankan dan memupuk iman yang telah dikaruniakan Allah, jangan sampai tersamarkan oleh harapan-harapan palsu yang tak tercapai, yang tidak sesuai dengan rencana Allah. Dalam hal ini kita bisa bercermin pada pengalaman dua murid Yesus yang sedang dalam perjalanan ke Emaus. Mereka tidak bisa mengenal Yesus yang telah bangkit, yang pada saat itu menjumpainya, karena ada sesuatu yang menghalangi mata mereka (bdk. Luk 24:16).
Sesuatu itu ternyata adalah kekecewaan mereka, karena harapan mereka tak tercapai (bdk. Luk 24:21).
Kedua, Gereja mengajak kita untuk mewartakan dan memberi kesaksian akan karya keselamatan Allah yang maha agung ini; seperti yang dilakukan oleh kedua murid Yesus. Setelah mereka memperoleh pencerahan dari Yesus sampai mereka bisa melihat Yesus yang telah bangkit, maka dengan penuh semangat tanpa menghiraukan rasa lelah karena telah menempuh perjalanan yang cukup jauh, mereka kembali ke Yerusalem menjumpai kesebelas murid. Di situ mereka menceritakan pengalaman perjumpaannya dengan Yesus, dan menegaskan, bahwa. “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.” (bdk. Luk 24:33-35) (Tarcisius Endang D./Bidang Pewartaan)