Jangan Serakah! Semoga Menjadi Berkah!

Salah satu imbas dari terjadinya wabah virus pandemi covid- 19 hingga saat ini di sektor ekonomi ialah meningkatnya tingkat pengangguran. Masih ingat dalam benak kita semua, tidak sedikit upaya pemerintah dan pengusaha yang harus memutar otak untuk tetap dapat bertahan hidup dalam roda ekonomi. Bahkan, pada kenyataannya masyarakat di sekitar kita, atau bahkan diri kita sendiri sungguh mengalami kenyataan ‘dirumahkan’ oleh pemilik perusahaan atau pemberi kerja.

Pengalaman ‘dirumahkan’ inilah yang menjadi konsekuensi dari melemahnya perekonomian di masa pandemi ini. Kondisi ini memang terjadi karena adanya perubahan dalam dinamika perekonomian di negara kita, bahkan dunia pada umumnya. Gerak perekonomian terasa lemah dengan situasi yang serba terbatas selama pandemi. Daya beli masyarakat menurun. Produksi dari berbagai perusahaan juga terasa amat berkurang. Konsekuensinya, tak jarang perusahaan memberhentikan para pekerjanya.

Dengan situasi demikian, pengangguran yang semakin meningkat selama pandemi ini memperjelas bahwa banyak dari kita yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belum lagi untuk kebutuhan pendidikan anak, kesehatan, dsb. Bahkan, tak dapat dipungkiri juga, permasalahan hidup kerap muncul karena kesehatan mental dan spiritual masing-masing pribadi terganggu dengan melemahnya perekonomian.

Imbas dari sektor perekonomian hingga realita pengangguran tentu tidak membuat pemerintah dan para pengusaha berdiam diri. Pemerintah dan pengusaha juga turut berjuang untuk meringankan beban penderitaan atau kesulitan ekonomi masyarakat. Seperti halnya, pemerintah dengan memberikan bantuan sosial dan subsidi, bantuan langsung tunai, hingga bantuan pulsa serta kuota gratis. Tak hanya itu,narasiuntuktetapmenjalankanprotokolkesehatan yangketatdaripemerintah kepada masyarakat diharapkan dapat membangkitkan aktivitas ekonomi yang aman sehingga roda perekonomian kembali pulih.

Dinamika perekonomian pun kian lama semakin membaik. Dengan berbagai kebijakan yang telah diupayakan pemerintah tentu menjadi angin segar bagi perekonomian masyarakat. Akan tetapi, selain upaya pemerintah dan pengusaha yang mendongkrak ekonomi, hal yang menarik untuk diperhatikan selama masa pandemi ini ialah munculnya kesadaran dari masyarakat untuk mendongkrak perekonomian dengan kewirausahaan sosial.

Dengan maksud untuk memulihkan perekonomian dan mengatasi kenyataan ‘dirumahkan’ atau pengangguran, justru masyarakat menggeliat untuk bertahan hidup dengan menjalankan kewirausahaan sosial. Masyarakat berusaha untuk menemukan peluang hingga dapat memberikan manfaat yang tepat guna untuk masyarakat. Pada dasarnya, gerakan ini menjadi bukti nyata akan adanya kepedulian untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mengembangkan masyarakat untuk semakin mandiri.

Sejalan dengan upaya memulihkan ekonomi, Gereja pun tidak berdiam diri. Gereja senantiasa menaruh perhatian untuk dunia. Paus Fransiskus, dalam Ajaran Sosial Gereja di Masa Pandemi (18-19), mengingatkan bahwa yang terjadi di sekitar kita ialah gejala kesenjangan yang berwujud penyakit sosial. Penyakit sosial ini datang dari ekonomi yang sakit. Paus Fransiskus menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini tidak merata. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi tidak menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar. Dunia dewasa ini diisi oleh sebaaian kecil orang kaya yang memiliki lebih daripada semua umat manusia yang lain.

Oleh karenanya, Paus Fransiskus melihat bahwa kesenjangan sosial memiliki akar penyebab dosa keinginan untuk memiliki dan menguasai sesama, dan yang lainnya. “Sejak awal mula Allah telah mempercayakan bumi dengan sumber alamnya untuk dimiliki bersama umat manusia untuk mereka pelihara” (KGK 2402). Allah meminta kita untuk menguasai bumi dalam nama-Nya (lih Kej. 1:28), menguasahakan dan memeliharanya sebagai taman, taman bagi semua orang (lih. Kej. 2:15). Maka dari itu, semoga tantangan dunia perekonomian saat ini tidak membuat diri kita menjadi serakah, tetapi semakin membuat setiap cara yang kita lakukan untuk memulihkan ekonomi memancarkan semangat kepedulian hingga menciptakan kesejahteraan untuk mereka yang membutuhkan. Semoga menjadi berkah! @Moyudh

Baptisan:
Baptisan balita diadakan per 2 minggu sekali, baptisan dewasa per 1 tahun sekali.

Formulir dapat diunduh melalui tautan berikut:


Pernikahan:

Sakramen pernikahan dapat diadakan pada hari Sabtu atau Minggu. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Perminyakan:
Sakramen perminyakan sesuai dengan janji. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Data Wilayah

Baru pindah rumah dan tidak tahu masuk ke wilayah mana dan harus menghubungi siapa?

Jangan panik! Mang Umar ada solusinya! Silahkan kamu cek link ini untuk mencari data wilayah di paroki St. Martinus

Jadwal Pelayanan Sekretariat

Senin, Rabu, Kamis, Jumat: 07.30 – 12.00 & 16.40 – 19.00
Selasa, Sabtu: 07.30 – 12.00
Hari Minggu dan hari libur tutup

Alamat Sekretariat
Komplek Kopo Permai Blok H No. 4
Telp. 022-540-4263
Whatsapp +62 822-6055-3066

Jadwal Misa

Misa Harian
Senin – Sabtu di gereja pukul 06.00. Misa di Pastoran sementara waktu ditiadakan.

Minggu:
• 06.00
• 08.00
• 10.00

Sabtu:
• 18.00

COPYRIGHT © 2015 BERGEMA BY TIM KOMSOS ST. MARTINUS.