Masa muda adalah masa dimana seseorang memiliki energi dan semangat yang luar biasa. Orang muda dengan semangat dan energi besar itu bergumul untuk membangun diri. Pada masa seperti ini, orang muda akan berhadapan dengan banyak pilihan. Apabila anak muda dapat memilih dengan benar, ia akan sukses dan hidup dengan baik. Sebaliknya, apabila pilihan yang diambil salah atau negatif maka ia akan mengalami banyak persoalan dalam hidupnya. Situasi yang demikian ini ditangkap oleh Gereja. Gereja harus memberi tempat dan perhatian kepada kaum muda karena mereka adalah masa kini dan masa depan Gereja. Gereja Keuskupan Bandung mewujudnyatakan perhatian kepada kaum muda ini dengan menempatkan kaum muda sebagai subyek dalam focus pastoral keuskupan sampai dengan tahun 2025. Harapannya, kaum muda memiliki tempat, kesempatan dan pendampingan yang baik untuk hidup kaum muda.
Pendampingan dan perhatian terhadap kaum muda tentu bukan hanya dilakukan oleh Gereja tetapi juga harus terjadi di keluarga. Kita bisa belajar dari seorang muda bernama Carlo Acutis. Carlo Acutis lahir 3 Mei 1991 di London. Keluarga Acutis kemudian pindah ke Milan. Acutis sejak kecil memiliki ketertarikan dengan hal- hal religious dan taat dalam peribadatan. Ayahnya menceritakan Acutis memiliki keutamaan-keutamaan dalam hidupnya: membantu orang, menjadi relawan dapur umum, dan menyisihkan uang untuk membantu orang-orang miskin di sekitarnya.
Seperti generasi milenial pada umumnya, Acutis memiliki ketertarikan dalam bidang pemograman dan sepak bola. Dari ketertarikannya pada bidang teknologi informasi, Acutis mengembangkan situs miracolo euratichristo (Mukjijat Ekaristi). Situs itu berisi dokumentasi cerita tentang mukjizat dan kejadian luar biasa yang terjadi di lingkungan gereja di seluruh dunia. Dokumentasi yang dibuat tentang mujijat Ekaristi dari abad 10 hingga abad 21. Maka itu, Acutis dianggap berjasa dalam penyebaran Injil.
Apa yang dilakukan dan diwartakan Acutis melalui situsnya berdampak baik untuk banyak orang. Banyak orang semakin memahami dan mencintai ekaristi. Pewartaan yang berdampak baik bagi Gereja dan banyak orang ini dilakukan Acutis dengan kekhasannya sebagai orang muda, melalui internet sebagai bagian dari hidup sehari-harinya. Hal ini dilakukan oleh Acutis sampai akhir hidupnya. Carlo Acutis meninggal pada 12 Oktober 2006 dalam usia 15 akibat penyakit leukimia.
Paus Fransiskus menobatkan Carlo Acutis sebagai beato—“yang terberkati”. Beato adalah julukan terhormat bagi orang yang sepanjang hidupnya dianggap sudah bekerja keras untuk kebaikan dan punya keistimewaan spiritual. Carlo Acutis adalah anak muda milenial. Inspirasi yang dapat kita contoh dari Carlo Acutis; untuk anak muda kita dapat mengembangkan bakat dan kemampuan kita dengan baik sehingga menjadi berkat untuk banyak orang. Bagi keluarga dan Gereja, mari kita secara positif memberi kepercayaan, tempat, kesempatan, dan pendampingan kepada kaum muda sehingga mereka mampu mengembangkan diri dengan baik dan positif. Tuhan berkati.