Era milenial saat ini banyak sekali muncul istilah-istilah baru yang viral atau trending di masyarakat netizen. Kata-katanya beragam dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti kata ghosting, jamet, kepo, juga ada kata CMIIW (correct me if I’m wrong) yang dipakai ketika seseorang ingin dikoreksi jika berbicara salah. Memang tidak bisa dipungkiri kecepatan ifnormasi dalam era digital, mempengaruhi cepat viralnya suatu kata, lagi, personal maupun aksi kocak atau kontroversial. Walau begitu, sebenarnya ada kata yang dianggap sebagai toxic words!

Mengutip pembahasan dari Prof Rhenald Kasali di dalam Podcast Youtube-nya yang berjudul “inilah 10 toxic words yang meracuni kaum muda”, kita layak mewaspadainya! Apa sajakah itu?

1. Cuan. Istilah ini berasal dari Bahasa Hokian yang berarti profit/hasil. Bila suatu bangsa kalau bicaranya hanya uang, uang, uang terus maka kita akan mengabaikan fondasi berupa Pendidikan, pengetahuan, ilmu, skill, pengalaman, gemblengan, network, kehormatan, dan beralih menjadi yang sifatnya adalah kemudahan. Apa yang terjadi apabila kita mengabaikan fondasi terebut? Suatu negara akan hancur karena anak muda tidak memiliki pegangan yang cukup kuat untuk hidup. Akar dari segala kejahatan adalah cinta berlebihan terhadap uang, kita akan menjadi orang yang sangat perhitungan. Ingatlah orang bijak selalu menaruh uang di kepala, tapi tidak di hati
2. Quarter life crisis. Banyak sekali anak muda yang mengalami early adulthood crisis, yaitu pada tahap ketika mereka sudah mencapai usia 18 – 25 tahun. Anak-anak di usia ini sudah mulai akan melihat kanan kirinya. Misalnya teman yang disana sudah dapat jerjaan dibahas, eh teman satunya sudah mulai punya mobil, dan lain-lain. Dia mulai krisis. Karena mereka membandingkan bukan hanya karir, uang, namun juga pada sudah menikah atau belum, kehidupan sosialnya gimana, apakah sudah punya pacar apa belum, sudah menikah atau belum, dan akibatnya banyak anak muda yang putus asa. Ingatlah bahwa quarter life crisis terjadi dimana-mana.
3. Insecure. Yaitu perasaan cemas, tidak mampu, kurang percaya diri, merasa tidak sesuai dengan harapan orang-orang disekitarnya. Harus diakui bahwa setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Demi Lovato pernah mengatakan insecuritylah yang telah memisahkan kita dengan mimpi kita.
4. Passion. Banyak orang beranggapan kerjakanlah sesuai dengan apa yang kamu sukai atau passion. Tapi tak semua orang bisa mengerjakan sesuai dengan apa yang mereka sukai. Oleh karena itu, mereka harus mencintai apa yang mereka kerjakan sehingga cinta itu akan menimbulkan prestasi. Passion tidak semata-mata karena kita senang mengerjakan hal tertentu, tetapi karena kita harus melewati fase-fase yang sulit dengan ketenangan sehingga menimbulkan keseimbangan antara kita dengan lingkungan sekitar. Orang yang passionate akan bekerja dengan antusias.
5. Hustle Culture. Hustle memiliki makna cepat-cepat dalam pencapaian. Tentu saja hal ini tidak bisa dihindari karena anak muda sekarang dibesarkan oleh teknologi yang cepat. Dunia teleworking ini akan melahirkan hustle culture. Saat ini diperlukan work life balance dalam menjalani segala aktivitas
6. Toxic Workplac Tentu kita tidak bisa menutup mata bahwa ada beberapa perusahaan yang memang dipimpin oleh orang-orang yang memberikan tekanan dan ancaman. Namun tidak semua perusahaan seperti itu. Ada juga perusahaan yang sebenarnya normal tetapi banyak yang mudah merasa tertekan dan memiliki insecurity. Begitu ada masalah, mereka kemudian tak mengerjakan pekerjaan dengan baik dan ketika ditegur mereka menganggap tempat kerjanya seperti toxic workplace
7. Smart Work. Harus dilakukan dengan cara bekerja keras karena tidak ada pekerjaan yang mudah. Sehingga jika ingin kerja cerdas, maka kita harus melalui kerja keras
8. Passive Income. Di usia muda sebaiknya berinvestasi dalam bentuk Pendidikan, menumbuhkan keterampilan dan membangun network dengan orang lain. Jika baru di usia 20-an ingin memiliki passive income, kita boleh menginvestasikan uang kita melalui saham. Namun hati-hati jangan habiskan uang anda untuk diambil oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan senang melalukan flexing
9. Financial Freedom. Belum saatnya memikirkan financial freedom di usia 20 tahunan. Banyak sekali influencer dan educator keuangan yang mengatakan kita semua dituntut untuk mendapatkan financial freedom sebelum usia 30 tahun. Padahal itu merupakan cara mereka untuk menjual sebuah jasa. Padahal itu cara mereka agar kita menjadi customer mereka. Di usia 30 tahun sebaiknya kita improve Pendidikan dan keterampilan karena kita hidup di dunia yang penuh ancaman
10. Privilege. Merupakan status istimewa yang dimiliki oleh orang-orang tertentu. Banyak anak muda yang membandingkan kehidupannya dengan orang lain terutama anak orang kaya atau konglomerat. Tanpa disadari privilege tanpa usaha adalah nothing. Jika kita pandai melihat dan memanfaatkan kesempatan ditambah dengan kerja keras maka privilege bisa dicapai dengan uspaya diri sendiri. Tidak seharusnya kita semua tidak bisa memilih untuk dilahirkan dari keluarga mana.

Semoga anak-anak muda kita semakin menyadari akan hal-hal tersebut diatas dan dapat menemukan dukungan yang mereka butuhkan. Tidak cepat depresi, gelisah, putus asa, dan kehilangan harapan akan masa depannya karena dampak pandemi selama ini.