Laporan World Giving Index (WGI) yang dirilis oleh CAF, memaparkan bahwa Indonesia kembali menjadi peringkat pertama di World Giving Index 2021 dalam daftar negara dermawan dengan skor indeks keseluruhan 69%. Artinya, naik dari 59% pada indeks tahunan terakhir yang dikeluarkan pada tahun 2018. Dalam hal ini, Indonesia menempati peringkat teratas dalam partisipasi memberikan sumbangan uang dengan presentase orang yang menyumbangkan uang sampai 83% dan menempati posisi tertinggi dalam partisipasi pada kegiatan kesukarelawanan (60%). Dilaporkan juga The Legatum Prosperity Index dalam kategori modal sosial, pada tahun 2020 Indonesia berada di peringkat 6 dari 167 negara.
Direktur filantropi Indonesia, Hamid Abidin menyampaikan bahwa pandemi dan krisis ekonomi tidak menghalangi masyarakat Indonesia untuk berbagi. Menurutnya, pandemi dan krisis justru meningkatkan semangat masyarakat untuk membantu sesama. Adapun laporan tersebut menyebutkan, lebih dari 8 orang dari 10 orang Indonesia menyumbangkan uangnya dan tingkat sukarelawan negara lebih banyak dari tiga kali rata-rata global.
Keberhasilan Indonesia untuk mempertahankan posisinya sebagai bangsa yang pemurah didukung oleh beberapa factor. Salah satunya kuatnya pengaruh ajaran agama dan tradisi lokal yang berkaitan dengan kegiatan berderma dan menolong sesama di Indonesia. Temuan WIG menunjukan bahwa donasi berbasis keagamaan (khususnya zakat, infak, sedekah dan dana-dana sosial lainnya) menjadi penggerak utama kegiatan filantropi di Indonesia di masa pandemik. Factor lain yang dinilai mempengaruhi tingkat itu yaitu kondisi ekonomi Indonesia yang relative baik dibandingkan negara-negara lain.
Bagaimana dari sisi agama Katolik? Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, Pr dalam inspirasi pastoral Gereja Katolik-nya, memberi pendasaran tegas bahwa iman akan Tuhan Yang Maha Esa seharusnya menjadi inspirasi bagi setiap dan semua warga bangsa untuk semakin berbela rasa dengan sesama dan segenap ciptaan. Cardinal Suharyo menegaskan bahwa manusia Indonesia adalah pribadi yang peduli. Hal itu didukung data. Atas dasar data tersebut, beliau yakin tidak salah menyimpulkan bahwa manusia Indonesia – yang bhinneka dan berwarna – adalah manusia yang peduli dalam segala kekayaan artinya. Menurut Uskup Keuskupan Agung Jakarta ini, watak peduli bangsa ini perlu dirawat dan dikembangkan. Dan untuk itu tidak cukup dengan motivasi, tetapi perlu inspirasi iman. Inspirasi itu, kata Kardinal, ada di dalam diri Yesus Kristus sendiri, yang seluruh hidup-Nya bisa dijadikan prinsip, pedoman, ukuran bagi budaya peduli; komitmen untuk menghormati martabat pribadi manusia, usaha untuk mewujudkan kebaikan bersama, solidaritas bersama dan dengan saudara-saudari yang terpinggirkan dan miskin, serta merawat alam ciptaan.
Apakah ada bentuk donasi Katolik yang resmi seperti BAZNAS? BAKKAT merupakan satu-satunya Lembaga amal Katolik yang mendapatkan pengesahan dari pemerintah untuk menampung sumbangan umat Katolik yang dapat dipotongkan dari penghasilan, sehingga dapat mengurangi pajak penghasilan pribadi dari perorangan maupun pajak badan. Sumbangan yang diterima, kemudian disalurkan untuk membantu kebutuhan pelayanan pastoral di bidang Pendidikan, sosial, kemanusiaan, bencana alam, bencana kemanusaan, dan pembangunan sarana fisik seperti gedung gereja. Meski demikian, sebagai sebuah Lembaga baru yang berdiri pada 2019, BAKKAT belum dikenal secara luas di Indonesia, bahkan di internal umat Katolik. Untuk itulah tulisan ini juga memperkenalkan BAKKAT kepada umat Katolik dan masyarakat pada umumnya.
Perlu diperhatikan juga kasus Lembaga amal filantropi terkenal baru-baru ini yang diduga melakukan penyalahgunaan dana donasi public untuk menjadi catatan evaluasi. Sebab tanpa integritas dan etika sebagai Lembaga amal filantropi akan kehilangan kepercayaan public dan ini sangat merugikan program-program mensejahterakan masyarakat.
Semoga aktifitas berdonasi kita, sebagai salah satu wujud konkret penghayatan iman Kristiani dan solidaritas sesame anak bangsa, terutama mereka yang kecil, miskin, dan termarginalkan dalam kehidupan bermasyarakat tersalurkan dengan baik, tepat sasaran dan dilancarkan! Selamat hari ulang tahun ke-77 Republik Indonesia, Merdeka!