Pada tanggal 18 – 31 Juli 2022, saya dan Fr. Fajar berkesempatan untuk live-in di Paroki St. Martinus, Kopo. Saya merasa bersyukur dan bergembira karena mendapatkan banyak pengalaman berharga, berkesan dan semakin menumbuhkan panggilan sebagai seorang calon imam. Kehadiran saya sangat diterima dengan baik oleh para romo, karyawan dan umat sehingga ketika beraktivitas dan berelasi pun sangat lancar dan interaktif. Selama live-in, saya diberikan beberapa tugas seperti: kunjungan ke rumah umat, mendampingi kelompok kategorial, mendampingi misdinar, mendampingi BIA, dan kunjungan ke panti asuhan Alma. Semua tugas dan kegiatan yang dijalani membuat saya gembira dan bersuka cita.
Hal yang mendasari kenapa saya memilih live-in di paroki Kopo adalah untuk mengenal umat-umat Keuskupan Bandung, terutama Paroki Kopo, ingin mengenal dan mengetahui dinamika para room yang berkarya, dan ingin sekali melakukan kunjungan ke panti asuhan Alma. Perjumpaan dengan umat, berbagi pengalaman dan melakukan pendampingan dalam persekutuan doa menjadi sarana yang baik untuk mengenal dan meneguhkan satu sama lain. Antusiasme umat ketika ada frater yang hadir sungguh tinggi dan selalu memberikan perhatian yang luar biasa. Seorang frater yang hadir dan datang ternyata memberikan suatu efek luar biasa dalam pertumbuhan iman umat. Umat tidak memerlukan hal-hal yang besar atau yang mengagumkan dari seorang imam atau calon imam, melainkan dengan hadir dan datang umat sungguh merasa gembira dan merasa selalu diperhatikan oleh gembalanya. Saya menyadari bahwa perhatian yang diberikan umat ternyata sebagai bentuk motivasi dan dukungan dalam perjalanan hidup seorang frater yang ternyata nantinya akan ditahbiskan sebagai imam.
Kunjungan ke panti asuhan Alma menjadi suatu pengalaman yang berkesan dan menggembirakan. Ditengah keterbatasan yang dimiliki, nyatanya mereka masih bisa bahagia, hidup dalam kasih dan dalam persaudaraan.
Tidak diduga bahwa kehadiran saya sebagai seorang frater, membuat mereka sangat bahagia, bahkan ada beberapa anak yang langsung klop, mengajak berbicara dan mengajak bermain. Status sebagai seorang frater ternyata memberikan aura yang positif bagi anak-anak panti asuhan Alma. Karena merasa nyaman, diperhatikan, dan dibantu, membuat sebagian besar anak-anak Alma dekat dengan frater. Saya belajar banyak tentang artinya melakukan pelayanan secara totoal, tanpa memandang sebelah mata dan selalu bahagia dalam menjalani tugas perutusan. Bukan hanya mereka yang belajar dari saya tetapi saya menyadari juga bahwa banyak hal yang bisa kita pelajari dari kehidupan di panti asuhan Alma. Saya belajar banyak mengenai arti sebuah kehidupan, menghargai kehidupan dan selalu merawat kehidupan.
Pengalaman live-in di paroki Kopo sungguh menjadi pengalaman berkesan, menggembirakan dan memberikan pelajaran yang luar biasa dalam proses perjalanan hidup sebagai calon imam. Semoga segala pelajaran, tugas dan pengalaman yang diterima dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih atas segala doa, dukungan, motivasi dan diterima dengan baik di paroki Kopo. Semoga berkat Tuhan selalu menyertai dan mendampingi hidup dan pelayanan kita semua.