Di zaman ini, rasanya tidak mungkin jika orang muda tidak pakai yang namanya sosial media. Benar adanya, dunia maya seolah-olah sudah jadi dunianya orang-orang nyata. Jika dahulu sosial media diciptakan untuk media berkomunikasi yang membuat penggunanya betah menggunakannya.
Kebanyakan remaja, menggunakan sosial media sebagai penghalau kebosanan dan hiburan di kala tidak semangat melakukan apapun alias mager, cari jodoh juga bisa! Hehe. “Ya biar ga bosan aja, rata-rata sih 4 jam”, ujar Kelly, salah satu pelajar SMA swasta di Bandung yang berhasil di wawancara.
Mereka rata-rata menghabiskan lebih dari 4 jam untuk bermain sosial media. Hal ini pasti tidak terasa, tapi miris kenyataannya. Empat jam yang sebenarnya bisa dipakai untuk melakukan kegiatan positif, dipakai untuk bersosial media dengan alasan penghilang kegabutan yang diakses lewat perangkat lunak. Ingat bahaya buat tubuh kamu ya sob!
Lewat survey yang telah diberikan pada 30 remaja usia 15-18 tahun, rata-rata remaja paling banyak menggunakan sosial media Line (63%) untuk menunjang keseharian mereka. Wajar sih, sebab sosial media keluaran Jepang tersebut memiliki fitur cukup lengkap dengan tamppilan yang disenangi remaja. 30% responden memiliuhi Instagram dengan alasan menunjang penggunanya untuk membagikan momen berupa foto dan video, sarana hiburan, juga media berbisnis online. Sisanya hanya 6.7% responden yang memilih whatsapp karena banyak kerabat mereka yang menggunakan aplikasi tersebut.
Teknologi sebenarnya memudahkan kita dalam segala hal. Tapi, bila tidak digunakan dengan bijak dapat membahayakan penggunanya. Mungkin kamu pernah bahkan sering mendengar berita mengenai kejadian kriminal yang menimpa seseorang yang berawal dari sosial media. Berawal dari teman, jadi korban.
Sosial media yang memungkinkan kita memiliki teman dari berbagai belahan dunia sebenarnya memiliki nilai positif untuk meluaskan pertemanan. Tapi, tidak semua orang di luar sana memiliki niat yang baik, kan? Lewat pertanyaan yang diajukan pada responden, redaksi memiliki tips yang dapat dibagikan supaya pertemanan kalian di sosial media menjadi positif. Di antaranya empat yang akan disampaikan berikut ini.
Pertama dan terpenting, perlu kesadaran untuk memilih teman dengan bijak di dunia maya. Tidak perlu menggubris orang yang tidak dikenal. Berkomunikasilah dengan orang-orang yang telah kamu temui di dunia nyata sebelumnya. Tujuan awalnya untuk berkomunikasi, kan? Kedua, selalu ceritakan pengalaman dunia mayamu kepada orang yang lebih dewasa dari kamu. Misalnya orang tua. Dengan itu, ada orang yang ikut mengawasi jejak digitalmu dan ini meminimalisir kriminal yang mungkin bisa menimpamu. Ketiga, sosial media yang canggih ini juga punya fitur “akun privasi”. Pergunakan fitur ini dengan baik ya.. Keempat, “beristirahatlah”.
Caranya mudah. Coba kamu pikirkan sosial media yang menurutmu paling menyita waktumu dengan kegiatan yang sebenarnya tidak terlalu perlu. Lalu, hapuslah aplikasi itu dari perangkatmu. Tenang, ini hanya sementara dan tidak akan membuatmu mati. Atur waktu “istirahat”mu. Misalnya satu minggu. Setelah itu, kamu tinggal mengamati proses dan manfaat yang kamu dapat. Setelah waktu “istirahat”mu cukup, unduhlah kembali dan login akunmu.
Cara “istirahat” ini sangat membantu lho! Sebanyak apa kamu mencari aplikasi itu, sebanyak itulah kamu membuang waktumu dengan aplikasi itu setiap harinya. Dengan bosannya kamu tanpa aplikasi itu, kamu pasti akan mencari kegiatan lain, dan kegiatan positif adalah pilihan yang bijak.
Di zaman ini, kita harus bisa menggunakan teknologi yang ada dengan sebaik-baiknya. Agar efek positif dari perkembangan zaman juga bisa kita rasakan. Salah satunya dengan menjaga lingkaran pertemanan dalam jaringan kita. “Saring sebelum sharing dan menjaring. Posting yang penting, bukan yang penting posting.”